Rabu, 07 Agustus 2024

Bila Fajarku Berlalu

            "Bila Fajarku Berlalu"

            Karya : Yohana Restu Wilistia
Bila fajarku telah berganti petang
Bila senyumanku berganti dengan tangis
Bila waktu ku telah tiba...
Bila semua bebanku telah terlepaskan...
Ku harap tiada sesal maupun duka...
Jangan pernah ada pula yang menyesali kepergiaanku...
Sebab untuk apa aku hidup bila selalu dirundung duka dan masalah...
Ayah...ibu... Mengapa aku dilahirkan bila hidupku tak seindah hidup mereka...
Ayah...ibu...maafkan putri bungsu mu ini bila tak bisa membanggakan kalian berdua...
Terimakasih ayah...ibu...atas segala kasih dan sayang yang selama ini kalian tebarkan untuk kami...

Teruntuk Dirimu Yang Kucinta

                 
             "Teruntuk Dirimu Yang Kucinta"
                Karya : Yohana Restu Wilistia


Kasih...
Ku yakin dan percaya jauh di dalam lubuk hatimu ada rasa yang sama...
Namun disaat itu terhalang oleh sang waktu...
Aku rela menanti dirimu bertahun tahun...
Tak peduli sepuluh tahun seribu tahun pun akan aku lakukan...
Karena aku sangat mencintaimu dirimu dari lubuk hatiku yang terdalam...

Untuk Adam

Dear Adam...
Sayangilah Hawa mu,
Lindungilah Hawa mu seperti kamu melindungi dirimu sendiri...
Jagalah Hawa mu seperti kamu menjaga dirimu sendiri...
Cintai dan hormatilah Hawa mu karena keturunanmu berasal dari dia...
Jangan pernah engkau menyia-nyiakan Hawa sebagai wanita yang melengkapi hidupmu...

Kisah Kelabu Dimasa Putih Abu Abu

Salahkah bila diriku mencintaimu...
Salahkah bila ku utarakan itu padamu...
Berdosakah bila kini rasa itu masih tetap melekat dalam sanubariku,
Sering aku membohongi perasaan ku sehingga diriku mencari cinta yang lain agar dapat melupakan mu...
Walaupun dalam lubuk hatiku hanyalah ada dirimu dan selalu berharap bisa selalu bersamamu...
Namun di penghujung masa putih abu-abu ku temukan jawabannya
Biarlah kisah itu menjadi kisah pilu di masa abu-abu...

Selasa, 10 Desember 2019

“Tears of the Land of the Mother”

                                        
              “Tears of the Land of the Mother”
          
             Created By : Yohana Restu Wilistia


Earth The glorious and beautiful country, is now bowing and speechless ...
The country that was once worshiped by the nation is now beginning fragile... 
Smoke wandering fog shadowing the hemisphere
Motherland ...
Tears and complaints are increasingly being heard raspy ...

The sound of the sound of war in various sounds
The area began to grip ..
Unity and integrity of the nation began to fragile ..
Hating each other between tribes ...
Mutual sneering between people ...
Judging each other yourself ...
Clash with each other ..
How unfortunate the fate of the famous earth
This beautiful game ...

There is no more peace and national unity anymore ...
There are only flogging wars of war here and there ...
Do not know when this will all end.
 Do not know until when the nation’s generation of children to each other
Do not know until when the nation’s generation of children to each other
Hate each other ...
Do not know until when how long there will be peace and beauty
As always ...



><Ok guys don't forget for like and coment my poetry 
><Thanks for all
><Thank you for visiting, i hope this work is useful 

Rabu, 27 November 2019

Cinta Yang Tak Berbalas

      Cinta Yang Tak Terbalas
  Karya : Yohana Restu Wilistia

Walaupun kau jauh disana, 
Yakinlah cintaku padamu tak akan lari kemana pun
Walau ku tahu cintaku pada dirimu 
Hanyalah cinta bertepuk sebelah tangan belaka
    Namun aku takkan bisa melupakanmu
    Bagiku tak ada kata menyerah jika ku ingat begitu banyak pengorbanan dan      perjuanganku
     Selama mengejar cintamu... 
    Tetapi kau tak pernah menyadari itu... 
Matamu dibutakan akan cinta yang lain... 
Telingamu ditulikan oleh suara lain... 
Hatimu pun tertutup bagiku... 
Sulit bagiku untuk masuk apalagi membukanya... 
Hanya ada serpihan kasih yang tak sampai... 

Rabu, 25 September 2019

Tangisan Negeri Bumi Pertiwi

"Tangisan Negeri Bumi Pertiwi"
Karya : Yohana Restu Wilistia


Negeri masyur nan permai, kini membungkuk dan kelu...
Negeri yang dulu dipuja-puja bangsa kini mulai rapuh...
Asap berkeliat kabut membayangi belahan bumi pertiwi...
Tangis dan keluh kesah kian terdengar begitu parau...
Dentingan bunyi suara peperangan di pelbagai daerah mulai mencekam...
Persatuan dan kesatuan bangsa mulai rapuh...
Saling membenci antar suku...
Saling mencibir antar umat...
Saling menghakimi sendiri...
Saling bentrok sana sini...
Sungguh malang nasib bumi pertiwi yang mashyur nan permai ini...
Tak ada lagi kedamaian dan persatuan bangsa lagi...
Hanya ada berkecambuk deru perang di sana sini...
Entah kapan ini semua kan berakhir...
Entah sampai kapan generasi anak bangsa saling membenci satu sama lain...
Entah sampai kapan ada perdamaian dan keasrian seperti sediakala... 

Bila Fajarku Berlalu

             "Bila Fajarku Berlalu"             Karya : Yohana Restu Wilistia Bila fajarku telah berganti petang Bila sen...